Permainan catur digunakan sebagai pembelajaran di luar negeri. Sebut saja negara Armenia, pada tahun 2011 negara tesebut membuat kebijakan revolusioner dalam bidang Pendidikan Dasar umur 6-8 tahun.
Tidak berfokus pada sains maupun pendidikan moral seperti yang diterapkan oleh kebanyakan negara, tetapi fokus terhadap pembelajaran catur guna menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, melatih strategi, dan melatih kesabaran.
“Catur adalah kehidupan dalam miniatur. Setiap Gerakan harus direncanakan. Setiap keputusan membawa risiko.” Garry Kasparov, GM.
Seperti yang telah dikatakan sang juara dunia catur tersebut, Armenia menerapkan teori pembelajaran yang relevan terhadap perkembangan zaman. Menarik apabila kebijakan pembelajaran catur masuk ke dalam mata pelajaran wajib Sekolah Dasar di Indonesia demi mewujudkan perintah Undang-Undang Dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Narasi ini sangat relevan dalam tujuan nasional juga menuju Indonesia Emas 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2045.
Penulis: Fachri, mahasiswa fakultas hukum yang sedang gemar membaca karya Bertrand Russell.
